Home » » KITAB ( الكتاب) / AL-QURÁN

KITAB ( الكتاب) / AL-QURÁN

Posted by CB Blogger

KITAB (  الكتاب) / AL-QURÁN
DEVINISI :
Al-Qurán adalah firman Allah تعالى  yang diturunkan kepada Nabi Muhammad  صلى الله عليه وسلم  yang dibaca secara mutawatir. Sedangkan yang dinukil secara Ahaad (tidak mutawatir), tidak bisa dianggap Al-Qur’an. Sebab Al-Qur’an adalah kalam yang dalam penukilannya dibawa oleh orang banyak, kedudukannya sebagai kalam dari Rabb (Tuhan) Yang Maha Suci Lagi Mulia, yang mengandung hukum-hukum syar’i dan sebagai mu’jizat. Karena dari itu, maka al-Qurán mesti diriwayatkan secara mutawatir. Jika tidak mutawatir, berarti bukan al-Qur’an.

Al-Qur’an terdiri dari 30 Juz, 114 Surat, 6236 ayat. Ini sesuai dengan al-Qur’an yang dicetak menurut ketentuan dari Perdana Menteri Mesir.
SEJARAH AL-QUR’AN :
Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad  صلى الله عليه وسلم , kemudian Beliau menyampaikannya kepada manusia dan mereka menghafalnya. Dan Beliau memerintahkan untuk menulis al-Qurán dan tidak (memerintahkan untuk menulis) selain al-Qur’an. Maka pada waktu itu para Penulis Wahyu dan yang Lain menulis al-Qurán pada benda-benda yang mudah bagi mereka, seperti kulit, daun, tulang, kulit kayu, kayu, dan lain sebagainya yang memungkinkan untuk digunakan. Dan Nabi belum wafat kecuali setelah semua surat tersusun (sesuai) dengan ayat-ayatnya, terjaga di dada-dada mayoritas Shahabat, tertulis di lembaran-lembaran (tulisan) mayoritas Shahabat setelah mereka mendengar langsung dari Nabi  صلى الله عليه وسلم  berkali-kali melalui shalat dan khutbah-khutbah Beliau, ataupun yang lain. Atau Beliau sendiri juga mendengarkan al-Qurán langsung dari para Shahabat.
Setelah Sayyidina Utsman menjadi kholifah, Beliau memerintahkan supaya hanya menggunakan bahasa Quraisy saja. Karena dikhawatirkan akan terjadi perbedaan dalam (bahasa) al-Qur’an. Maka Sayyidina Utsman hanya menulis dengan bahasa Quraisy, setelah ada penelitian ketat mengenai penulisan sebelumnya dan setelah mendengar langsung dari para Hafidz. Hal ini dilakukan setelah Nabi  صلى الله عليه وسلم  wafat beberapa tahun.
Kemudian Beliau mengirimkan mushaf-mushaf ke beberapa Negara yang dikediami oleh para Shahabat rhum, yang di sana ada para Penjaga al-Qur’an melalui dada-dada dan mushaf-mushaf mereka. Maka merekapun semuanya sepakat untuk menggunakan mushaf ini (yang dikirim Sayyidina Utsman).
Dan pada waktu itu al-Qur’an belum ada titik dan harakatnya, sehingga banyak orang-orang ájam yang datang dan berbaur dengan orang-orang Arab dan terjadi banyak kekeliruan di antara mereka. Maka perlu adanya patokan (dalam penulisan). Dan orang yang pertama kali memberikan patokan adalah Abul Aswad Ad Du-ali di awal pemerintahan Bani Umayyah tahun 41 Hijriyyah. Patokan pada waktu itu adalah dengan memberi titik di atas huruf jika berharakat fathah, di bawahnya jika berharakat kasrah, di sampingnya jika berharakat dhammah.
Hal ini terus berlanjut hingga masa Imam Khalil Bin Ahmad ahli nahwu yang masyhur. Beliau meletakkan bentuk harakat lain yang akhirnya menjadi dasar dalam bentuk syakal harakat yang diberlakukan oleh Ulama’-Ulama’ Mutaakhir. Dan Imam Khalil wafat pada tahun 170 Hijriyyah.
Pada masa Nabi صلى الله عليه وسلم para hafidz al-Qur’an disebut al-Qurra’. Mereka berjumlah sangat banyak, sehingga ketika perang Yamamah, pada tahun petama kekhalifahan Abu Bakar ra, terbunuh 70 Shahabat. Dan terbunuh pula dalam jumlah yang sama ketika peperangan Bi’ru Ma'unah di masa Nabi صلى الله عليه وسلم .
Hal ini menunjukkan begitu banyak jumlah mereka sebagaimana saat ini. Inilah sejarah al-Qur’an yang diceritakan secara mutawatir. Jika ada cerita ahaad (tidak mutawatir) yang bertentangan dengan cerita di atas maka harus ditolak dan tidak perlu dihiraukan. Allah تعالى  berfirman:
$¯RÎ) ß`øtwU $uZø9¨tR tø.Ïe%!$# $¯RÎ)ur ¼çms9 tbqÝàÏÿ»ptm:
Artinya : “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya." [QS. al-Hijr : 15/9]
Demikianlah yang diceritakan oleh Dr. Muhammad Taufiq secara ringkas dalam kitab “Dienullah fi Kutubi Anbiyaa-ihi” ( دين الله في كتب أنبيائه ).
MAQASHID AL-QUR’AN
Ust. Muhammad Abduh mengatakan, Maqasid al-Qur’an ada 5 :
-    Tauhid. Termasuk semua 'aqidah. Aqidah adalah bagian paling penting dalam agama. Karena (sebelum bertauhid) manusia adalah para penyembah berhala sekalipun sebagian mereka mengaku bertauhid.
-    Ibadah. Ialah yang menghidupkan tauhid dan menghujamkannya ke dalam hati.
-    Janji dan Kabar Gembira mendapat pahala bagi yang mengambil (mengamalkan syariát) al-Qurán,  serta ancaman dan peringatan buruk-nya siksa bagi yang tidak mengambil (mengamalkan syariát) al-Qurán.
-    Penjelas jalan kesuksesan dan Cara untuk mendapatkan kenikmatan dunia dan akherat.
Cerita atau Sejarah. Yaitu cerita orang-orang yang berjalan sesuai dengan batas-batasan Allah تعالى, menjalankan hukum-hukum agama-Nya, yakni cerita para Rasul dan orang-orang Sholeh. Dan juga cerita orang-orang yang melewati batas-batasan Allah تعالى  dan melanggar hukum-hukum agama-Nya secara jelas sebagai I'tibar bagi orang-orang yang baik dan untuk mengetahui sunnah-sunnah Allah تعالى  yang berlaku pada manusia.


0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.